Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Jahe
Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu
temu-temuan yang penting. Tanaman ini mempunyai banyak kegunaan antara
lain sebagai ramu-ramuan dan rempah-rempah, bahan minyak atsiri, bahkan
akhir-akhir ini menjadi fitofarmaka (Januwati, 1999).
Jahe merupakan salah satu komoditas tanaman obat yang mempunyai
prospek yang cukup bagus untuk dikembangkan di Pasar dalam negeri,
regional maupun internasional. Nilai dari tanaman terletak pada
rimpangnya yang umum dikonsumsi sebagai minuman penghangat, bumbu dapur
dan penambah rasa dan sebagai bahan baku obat tradisional atau yang
lebih populer dengan istilah jamu. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri
0,25-3,3% yang terdiri dari zingiberene, curcumene, philandren. Rimpang
jahe mengandung oleoresin 4,3-6,0% yang terdiri dari gingerol serta
shogaol yang menimbulkan rasa pedas (Bartley dan Jacobs, 2000).
Klasifikasi Jahe
Klasifikasi Jahe |
Kingdom | Plantae |
Divisio | Spermatophyta |
Subdivisi | Angiospermae |
Kelas | Monococtyledoneae |
Ordo | Zingiberales |
Famili | Zingiberaceae |
Genus | Zingiber |
Species | Zingiber officinale Rosc. |
Morfologi Jahe
Jahe merupakan tumbuhan herba menahun yang tumbuh liar di ladang-ladang
berkadar tanah lembab dan memperoleh banyak sinar matahari. Batangnya
tegak, berakar serabut, dan berumbi dengan rimpang mendatar (Lukito,
2007).
Akar
Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini
tumbuh tunas-tunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Akar tunggal
(rimpang) itu tertanam kuat didalam tanah dan makin membesar dengan
pertambahan usia serta membentuk rhizoma – rhizoma baru (Rukmana, 2000).
Batang
Jahe tumbuh merumpun, berupa tanaman terna tahunan berbatang semu.
Tanaman tumbuh tegak setinggi 30 – 75 cm. Seluruh batang semunya
terbentuk dari seludang daun yang memanjang, tertutup, dan melingkar.
Bagian luar batang agak licin, agak mengkilap, dan berwarna hijau tua.
Batangnya basah karena banyak mengandung air sehingga digolongkan
kedalam herba (Lukito, 2007).
Daun
Helaian daunnya bertangkai pendek sepanjang 0.75-1
cm. Bentuk helaian daun lanset dengan ujung lancip. Panjang daun 15-23
cm dan lebar 0.8-2.5 cm. Tangkainya berbulu atau gundul. Ketika daun
mengering dan mati, pangkal tangkainya (rimpang) tetap hidup dalam
tanah. Rimpang tersebut kelak akan bertunas dan tumbuh menjadi tanaman
baru setelah terkena hujan (Santoso, 1994).
Bunga
Bunga jahe berupa malai yang tersembul di permukaan tanah,
berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit. Aroma bunga sangat
tajam, panjang malai bunga 3.5-5 cm dan lebar 1.5-1.75 cm. Gagang bunga
hampir tidak berbulu, panjang 25 cm. Sisik digagang sebanyak 5-7 buah,
berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu,
dan panjangnya 3-5 cm. Daun pelindung bunga berbentuk bulat telur
terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah,
panjang 2.5 cm, dan lebar 1-1.75 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung
sepanjang 2-2.5 cm. Helaian mahkota bunga agak sempit, berbentuk tajam,
berwarna kuning kehijauan dengan panjang 1.5-2.5 mm dan lebar 3-3.5 mm.
Sementara bibit bunga berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik putih
kekuningan, panjang 12-15 mm. Kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm,
dan tangkai putiknya ada dua (Harmono dan Andoko, 2005).
Rimpang
Rimpang jahe membentuk umbi, besar kecilnya umbi bergantung
pada varietas tanamannya. Rimpang agak pipih ke pinggir membentuk cabang
(ranting) ke segala arah yang saling tumpang tindih. Cabang rimpang
yang berada di atas dapat tumbuh membentuk batang baru, sedangkan yang
berada di bagian bawah merupakan perakaran baru (Wiroatmodjo, Suroso dan
Januwati, 1988).
Rimpang jahe berbuku – buku, gemuk, agak
pipih, membentuk akar lateral (akar serabut). Rimpang tersebut tertanam
kuat dalam tanah dan semakin membesar sesuai dengan bertambahnya usia
dengan membentuk rimpang-rimpang baru. Kulit luar rimpang mudah
dikelupas. Rimpang berkulit agak tebal, membungkus daging rimpang
(jaringan parenchyma). Didalam sel-sel rimpang tersimpan minyak atsiri
yang aromatis dan oleoresin khas jahe (Harmono dan Andoko, 2005).