Media Tanam Jamur Kuping (Auricularia auricula)
Jamur kuping termasuk organisme saprofit yang hidup di atas media
organik yang sudah lapuk atau mati. Jamur kuping menyukai lingkungan
yang gelap dengan pencahayaan sekitar 5%, kelembaban lingkungan sekitar
85%, kelembaban mediatempat tumbuh antara 55-65% dan kisaran suhu 23-30
derajat Celcius. Sebenarnya jamur kuping lebih cocok hidup di dataran
tinggi karena fluktusi suhu harian relatif lebih rendah daripada dataran
rendah (Nunung dkk, 2001).
Petani biasa membudidayakan jamur kuping dengan media serbuk kayu sengon, bekatul dan kapur dengan perbandingan 100 : 15 :3.Jamur kuping dapat memanfaatkan nutrisi hasil pelapukan mikroorganisme pada beberapa jenis kayu. Selain itu nilai guna limbah kayu juga bertambah (Suhadi, 1989). Penggunaan beberapa jenis serbuk kayu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap satu jenis kayu saja serta mengurangi penumpukan limbah serbuk kayu jenis lain dan meningkatkan pendapatan petani dan pengusaha.
Formula media tumbuh jamur kuping yang digunakan petani selalu sama setiap produksi yaitu serbuk kayu, bekatul, tepung jagung, dan kapur. Serbuk gergaji kayu didapat dari pabrik limbah pengolahan kayu dan umum digunakan petani karena sesuai dengan tempat tumbuh jamur, selain itu dianggap praktis dan sudah dikenal mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berguna bagi pertumbuhan jamur. Penggunaan serbuk gergaji sebagai substrat tumbuh tidak selalu tersedia di setiap tempat usaha budidaya jamur, sehingga diperlukan substrat alternatif yang berpotensi dapat menggantikan atau dengan kombinasi serbuk gergaji kayu dan serbuk sabut kelapa dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi jamur kuping (Suhadi, 1989).
Serbuk gergaji semua jenis kayu dapat digunakan untuk media jamur. Jenis kayu yang baik digunakan antara lain karet (Hevea brasiliensis), pulai (Alstonia scholaris), sengon (Paraserianthes falcataria), suren (Toona sureni), manii (Maesopsis eminii) dan nangka (Artocarpus heterophyllus) (Suprapti, 1993). Serbuk gergaji sebaiknya telah dikeringkan, dipilih yang berukuran sedang, yaitu tidak terlalu lembut dan tak terlalu kasar atau sekitar 20-60 mesh. Untuk meningkatkan hasil produksi jamur, maka dalam campuran media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan nutrisi berupa dedak. Menurut Darliana (2008), dedak atau bekatul mengandung karbohidrat sebanyak 39%, oleh karena itu dedak merupakan salah satu bahan campuran media tanam yang diperlukan oleh jamur. Dedak halus selain sumber karbohidrat yang berperan meningkatkan nutrisi media tanam, sumber karbon dan nitrogen, juga meningkatkan kesuburan media dan mudah dicerna oleh jassad renik.
Mineral kalsium yang ditambahkan ke dalam media antara lain gips, kapur, kalsium karbonat, kalsium oksida, dan kalsium difosfat. Dalam pembuatan media secara langsung, kapur yang ditambahkan berkisar antara 1-1.5%, sedangkan untuk yang diperam dahulu beberapa lama dapat menggunakan 0.5-1.5% (Suprapti, 2000).
Pelapukan pada media tanam bertujuan untuk menyederhakan senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam media sehingga mudah dicerna oleh jamur. Proses pelapukan pada media biasanya dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari. Pelapukan berlangsung dengan baik bila terjadi kenaikan suhu sekitar 50 derajat Celcius (Chazali dan Pratiwi, 2009). Pelapukan dilakukan dengan tujuan untuk mengaktifkan mikroflora termofolik, misalnya bakteri dan fungi yang akan merombak selulosa, hemiselulosa, serta lignin sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur. Selama proses pelapukan akan timbul panas yang akan mematikan organisme pesaing yang merugikan bagi pertumbuhan jamur (Widiyastuti, 2009). Pelapukan yang terjadi selama masa pertumbuhan jamur memungkinkan baglog jamur kuping memiliki nilai nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh ternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar