Selasa, 21 Maret 2017

Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kumis Kucing

Tanaman kumis kucing dapat ditemukan pada daerah yang teduh tidak terlalu kering; 1-700m di Jawa dan pulau-pulau lain nya di nusantara, tumbuh menjulang sepanjang anak air dan selokan, karena daunnya berkhasiat untuk pengobatan, sering dibiarkan tumbuh di halaman (Dalimartha.,2000). Kumis kucing yang merupakan tanaman obat yang telah banyak dikenal juga tumbuh di negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan negara tetangga lainnya (Almatar et al.,2014). Kumis kucing juga tumbuh di Eropa yang dikenal sebagai “Java Tea” (Elsnoussi et al.,2011).
Orthosiphon stamineus Benth

Klasifikasi Tanaman Kumis Kucing

Klasifikasi Orthosiphon stamineus Benth
KingdomPlantae
Divisio     Spermatophyta     
Sub divisio  Angiospermae 
Classis         Dicotyledoneae  
Sub Classis Sympetalae 
Ordo              Tubiflorae/Solanales
Famili       Labiatae     
Genus  Orthosiphon
Species    Orthosiphon stamineus Benth

Morfologi Tanaman Kumis Kucing

Nama Botani tanaman kumis kucing

Tanaman kumis kucing mempuyai nama botani Orthosiphon stamineus Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Mig., Orthosiphon spicatus B.Bs, Orthosiphon grandiflorus Bld. (Van Steenis, 1947). Nama daerah tanaman kumis kucing di daerah antara lain, kumis kucing (Sunda), remujung (Jawa), se saleyan (Madura) songot koceng (Madura) (Heyne, 1987).

Morfologinya

Tanaman kumis kucing biasanya tumbuh di sepanjang anak sungai atau selokan atau biasanya ditanam di pekarangan rumah untuk digunakan sebagai tanaman obat keluarga, karena kumis kucing memiliki banyak khasiat dan mudah ditanam yaitu dengan cara menebar biji atau setek batang. Tanaman ini dapat ditemukan di dataran rendah pada ketinggian lebih kurang 700 m di atas permukaan laut.Tanaman kumis kucing tumbuh tegak dengan tinggi antara 50-150 cm. Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang, berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur, elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, tipis, panjang 2-10 cm, lebar 1-5 cm, warna hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung percabangan, berwarna ungupucat atau putih, benang sari lebih panjang dari tabung bunga.Buah berupa nuah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna coklat.Biji kecil, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam (Dalimartha,2000).

Manfaat Tanaman Kumis Kucing


Studi farmakologi dari Orthosiphone stamineus yang ditentukan dari keseluruhan ekstrak, tingtur, fraksi yang dipilih dan senyawa murni. Studi tersebut menunjukkan aktivitas antioksidan, antitumor, diuretik, antidiabetes, antihipertensi, antiinflamasi, antibakteri, dan aktivitas hepatoprotektif (Adnyana et al.,2013). Selain itu, senyawa fenolik yang terkandung didalam Orthosiphone stamineus memiliki banyak aktivitas biologis seperti antikarsinogenik, antiinflamasi, dan anti-aterosklerosis (Gao et al., 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Yam et al (2013) menyatakan bahwa ekstrak metanol 50% daun kumis kucing tidak menimbulkan kematian dan tidak memperlihatkan efek samping terhadap kondisi umum, seperti pertumbuhan, berat badan dan berat organ, hematologi dan nilai biokimia lain pada dosis 1250, 2500 dan 5000 mg/kg pada tikus jantan dan betina galur Sprague-Dawley. Dosis oral yang dapat menyebabkan kematian pada tikus jantan dan betina yaitu pada dosis lebih dari 5000 mg/kg.

Committee on Herbal Medicinal Products/HMPC (2010) menyebutkan tentang manfaat daun kumis kucing yang telah melalui uji klinik yaitu sebagai diuretik, peningkat sekresi empedu dari hati dan pengobatan batu ginjal. Ekstrak air daun kumis kucing yang diberikan 5x100 ml sekali sehari selama 10-15 hari, dapat meningkatkan volume urin serta meningkatkan eliminasi urea dan klorida pada 14 pasien dengan kondisi azotaemic ureamia.

Ekstrak daun kumis kucing juga dapat meningkatkan produksi empedu dan eliminasi asam empedu dari kandung empedu pada sukarelawan sehat. Kumis kucing telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai antihipertensi, hipolipidemik, hipoglikemik rematik, antiinflamasi, antibakteri, dan antijamur, tetapi belum ada studi farmakologi atau studi klinis yang mendukung tentang manfaat kumis kucing tersebut (Committee on Herbal Medicinal Products, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar