Selasa, 21 Maret 2017

Pengertian Tanaman Katuk (Sauropus androgynus)

Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman sayuran yang banyak terdapat di Asia tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (bahasa Cina), cekur manis (bahasa Melayu), dan raungot (bahasa Vietnam), di Indonesia masyarakat Minangkabau menyebut katuk dengan nama simani. Selain menyebut katuk, masyarakat Jawa juga menyebutnya katukan atau babing. Sementara itu masyarakat Madura menyebutnya kerakur dan orang Bali lebih mengenalnya dengan kayu manis. Tanaman katuk sesungguhnya sudah dikenal nenek moyang
kita sejak abad ke-16 (Santoso, 2008).


Katuk termasuk tanaman jenis perdu berumpun dengan ketinggian 3-5 m. Batangnya tumbuh tegak dan berkayu. Jika ujung batang dipangkas, akan tumbuh tunas-tunas baru yang membentuk percabangan. Daunnya kecil-kecil mirip daun kelor, berwarna hijau. Katuk termasuk tanaman yang rajin berbunga. Bunganya kecil-kecil, berwarna merah gelap sampai kekuning-kuningan, dengan bintik-bintik merah. Bunga tersebut akan menghasilkan buah berwarna putih yang di dalamnya terdapat biji berwarna hitam (Santoso, 2008).
Salah satu organ dari tanaman katuk yang sering dikonsumsi adalah bagian daunnya. Daun katuk sering dibuat berbagai menu sayur-sayuran seperti sayur bening, sayur lodeh, tumisan, opor dan lain-lain. Daun katuk memiliki kandungan hampir 7% protein dan serat kasir hampir 19%. Selain itu daun ini juga banyak mengandung vitamin K, selain pro-vitamin A (betakaroten), B, dan C. Kandungan mineralnya seperti kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Daun katuk bewarna hijau gelap karena kandungan klorofilnya sangat tinggi. Daun katuk sangat bermanfaat bagi ibu-ibu yang sedang menyusui, karena dapat memperlancar keluarnya ASI (air susu ibu). Perlu diketahui, mengkonsumsi daun katuk yang berlebihan dapat memberikan efek samping berupa keracunan papaverina yang tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia, karena daun katuk mengandung senyawa papaverina, suatu alkoloid seperti yang terkandung dalam opium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar