Selasa, 21 Maret 2017

Klasifikasi Dan Morfologi Kubis

Kubis (B. oleracea) merupakan sayuran daun utama di dataran tinggi bahkan merupakan sayuran terpenting di Indonesia disamping kentang dan tomat. Kubis dwi-musim telah ada sejak Perang Dunia II dan ditanam di daerah pegunungan dan benihnya selalu didatangkan dari luar negeri, terutama dari Eropa, khususnya Nederland. Kelangkaan benih impor dari Nederland menjadikan benih kubis didatangkan dari Taiwan, lalu menyebar dari daerah Tawangmangu ke daerah Kopeng dan Ngablak di Salatiga serta di sepanjang jalur Kopeng-Wonosobo (Permadi dan Sastrosiswojo, 1993). 
 
Klasifikasi Tanaman Kubis 
Klasifikasi Kubis
KingdomPlantae
Divisio Spermatophyta 
Subdivisio  Angiospermae
Kelas  Dicotyledonae
Ordo Papavorales
Famili Cruciferae (Brassicaceae)
Genus Brassica 
Spesies  Brassica oleracea L.
Morfologi Tanaman Kubis
Akar

Tanaman memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang tumbuh ke pusat Bumi (ke arah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh kearah samping (horizontal), menyebar dan dangkal (20 cm-30 cm). Dengan perakaran yang dangkal tersebut, tanaman akan tumbuh cukup baik apabila ditanam pada tanah yang gembur dan poros.

Batang

Batang tanaman kubis bunga tumbuh tegak dan pendek (± 30 cm). Batang tersebut berwarna hijau, tebal dan lunak namun cukp kuat. Batang tanaman tidak bercabang, batang tanaman tersebut halus tidak berambut, dan tidak begitu tampak jelas karena tertutup oleh daun-daun.

Daun

Daun kubis bunga berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian tepi daun bergeri, agak panjang seperti daun tembakau dan membentuk celah-celah yang menyirip agak melengkung kedalam. Daun tersebut berwarna hijau dan tumbuh berselang seling pada batang tanaman. Daun memiliki tangkai agak panjang dengan pangkal daun yang menebal dan lunak. Daun-daun yang tumbuh pada pucuk batang sebelum masa bunga terbentuk, berukuran kecil dan melengkung kedalam melindungi bunga yang sedang atau baru mulai tumbuh.

Bunga

Bunga tanaman merupakan kumpulan massa bunga yang berjumlah banyak. Bunga tanaman tersebut tersusun dari kuntum-kuntum bunga yang berjumlah dari 5.000 kuntum bunga yang bersatu membentuk bulatan yang tebal serta padat (kompak). Pada kubis bunga (kol bunga), bunga tersebut bervariasi sesuai dengan varietasnya. Ada yang memiliki masa bunga dengan warna putih bersih, namun adapula yang memiliki warna putih kekuningan. Kubis bunga bunga memiliki berat antara 0,5 kg-1,3 kg dengan diameter 20 cm atau lebih, tergantung pada varietasnya. Kubis bunga memilki tangkai bunga yang berwarna hijau muda hingga hijau.Bunga pada kubis bunga merupakan bagian yang paling penting dari tanaman, yang dikonsumsi sebagai sayuran yang bergizi tinggi. Apabila dibiarkan tumbuh terus (tanpa dipanen), maka bunga pada tanaman kubis tersebut memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga. Setiap bunga memiliki 4 helai daun kelopak, 4 helai daun mahkota, dan 6 helai benang sari.

Buah

Tanaman kubis bunga dapat menghasilkan buah yang mengandung banyak biji. Buah tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang dengan bantuan serangga lebah madu. Buah berbentuk polong, berukuran kecil, dan ramping, dengan panjang antara 3 cm-5 cm. Di dalam buah tersebut terdapat biji berbentuk bulatkecil, berwarna coklat kehitam-hitaman. Biji-biji tersebut dapat dipergunakan sebagai benih perbanyakan tanaman.

Tanaman kubis bunga termasuk dalam golongan tanaman sayuran semusim atau berumur pendek. Tanaman tersebut hanya dapat berproduksi satu kali dan setelah itu mati. Pemanen kubis bunga dapat dilakukan pada umur 40-50 hari setelah pindah tanam,tergantung pada varietasnya. Tanaman kubis bunga berbentuk perdu dan perakaran dangkal (Harjono, 1996). 
Pertumbuhan vegetatif kubis terhenti apabila ditandai dengan terbentuknya krop atau telur (head) pada kubis. Krop atau telur sebenarnya adalah daun-daun 35 yang tumbuh secara menyatu dan memadat serta kompak dari luar ke dalam. Daun-daun tersebut saling menutupi atau melindungi satu sama lain menjadi satuan yang kompak hingga daun berwarna putih berseri (Ashari, 1995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar