Pengertian Tanaman Karet
Karet (Hevea brasiliensis) adalah tanaman perkebunan/industri tahuanan
berupa pohon batang lurus yang pertama kali ditemukan di Brazil dan
mulai dibudidayakan pada tahun 1601. Di Indonesia, Malaysia dan
Singapura tanaman karet dicoba dibudidayakan pada tahun 1876 oleh Hendri
A. Wickham. Tanaman karet di Indonesia pertama ditanamn di Kebun Raya
Bogor. Karet cukup baik dikembangkan di daerah lahan kering beriklim
basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
komoditas lainnya, yaitu:
- Dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur.
- Mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga keret cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis.
- Dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang membudidayakannya.
- Memiliki prospek harga yang cukup baik.
Pohon karet akan dapat dipanen getahnya pada usia 5 tahun dan memiliki
usia produktif sampai 25-30 tahun. Buah karet berbentuk kotak
tiga/empat. Setelah berumur 6 bulan buah akan masak dan pecah sehingga
biji karet terlepas dari batoknya. Biji karet terdiri dari 40-50% kulit
yang keras, bewarna coklat, 50-60% karnel yang bewarna putih kekuningan.
Kernel biji karet mengandung minyak 40-50%, 2,71% abu, 3,71% air,
22,17% protein dan 24,21% karbohidrat. Ini menunjukan bahwa biji karet
berpotensi untuk menjadikan sumber minyak nabati. Tetapi kandungan air
yang cukup besar dalam biji dapat memicu hidrolisis trigliserida menjadi
FFA. Biji karet merupakan limbah pertanian yang tidak mempunyai nilai
ekonomi, tidak memerlukan lahan subur, pemeliharaan yang intensif dan
ketersediaannya melimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar