Selasa, 21 Maret 2017

Pengertian Tanaman Hanjuang (Cordilyne fruticosa A. Chev)

Berbagai aktifitas manusia dapat mencemarkan lingkungan. Tnaman hias selain sebagai penghias halaman (pekarangan) rumah, juga dapat berfungsi sebagai pemelihara lingkungan karena dapat meredam getaran suara, menyaring debu, menyerap gas-gas beracun hasil pembakaran kendaraan bermotor maupun pabrik dan memelihara keadaan lingkungan seperti suhu udara, kelembapan dan angin dalam batas-batas yang nyaman untuk ditinggali. Tanaman hias juga merupakan unsur pembentuk lingkungan kehidupan manusia dengan alam sekitar yang satu sama lain saling membantu dengan kodrat alami (Ariyanto, 2006).

Tanaman Hanjuang merupakan tanaman perdu tegak yang tingginya bisa mencapai 2-4 meter dan jenis tanaman yang jarang bercabang. Hanjuang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias, sering ditemukan pada pemakaman umum, sebagai tanaman pagar, tumbuh dan terdapat di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.900 m dpl.
Tanaman ini termasuk keluarga Lilliaceae atau bawang-bawangan. Di Indonesia sering disebut dengan nama-nama sebagai berikut: Bak-Juang, bobolo, senjuang (Sulawesi), hanjuang, kayu urip, andong (Jawa), tawaung (Nusa Tenggara). Nama asingnya adalah : Limietstruik, grenzdrachenbaum. Ada ciri khusus tanaman tersebut, pada batang bekas daun yang rontok akan terlihat berbentuk cincin. Tanamannya berdaun tunggal dengan jenis warna daun ada yang merah kecoklatan dan ada yang berwarna hijau daun. daunnya berbentuk lanset dengan panjang sekitar 30-50 cm sedangkan lebar daun 5-10 cm, pada ujung dan pangkalnya berbentuk runcing, letak daunnya terutama di ujung batang terlihat berjejal dengan susunan seperti spiral. Bunganya berbentuk malai dengan panjang sekitar 30 cm, warnanya hijau ungu, ada juga yang bewarna kuning muda. daunnya bisa dipakai sebagai pembungkus makanan. Perbanyakan tanaman bisa dilakukan dengan cara stek atau pemisahan tunas (Pemiwan, 2009).
Secara harfiah maupun filosopi, Hanjuang sendiri memiliki makana sebagai pembatas ruangan. Tanaman hanjuang mempunyai rasa manis, hambar, dan sifatnya sejuk, mempunyai efek farmakologis sebagai penghenti pendarahan, bersifat menyejukan darah dan menghilangkan bengkak. Tanaman hanjuang banyak digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan yang disertai pendarahan seperti TBC paru-paru yang disertai batuk darah, pendarahan pada kehamilan, haid yang banyak, air kemih berdarah, wasir berderah, luka berderah atau digunakan pada gangguan pencernaan seperti diare, disentri dan sakit maag (Pemiwan, 2009).
Tanaman hanjuang selain sebagai tanaman hias maupun obat ternyata menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahli Informasi Pertanian Indonesia (Indonesian Lead Information Center) bahwa tanaman tersebut dapat menyerap logam berat timbal. Penelitian ini diperkuat oleh Badan Penelitian Antariksa Amerika Serikat (NASA) membuktikan bahwa daun tanaman ini memiliki kemampuan anti bakterial sehingga memiliki kemampuan menyerap racun yang sangat tinggi. Hanjuang juga banyak menyerap racun dari jenis formaldehid yang bersumber dari lem atau eternit pada plafon rumah. Hanjuang mampu menyerap antara 18.000-27.292 mikro gram trikloroetilen, 25.968 mikrogram benzena serta 20.459 mikrogram formaldehida, untuk setiap 24 jam, untuk setiap tanaman dalam pot ukuran diemeter 20 cm.
Pada saat tanaman bernafas akan menyerap polutan seperti karbondioksida dan gas beracun lainnya. Polutan atau gas beracun yang telah diserap stomata (mulut daun) akan memasuki sistem metabolisme dalam tubuh tanaman. Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada bagian akar mikroba melakukan proses detoksifikasi. Melalui proses ini, mikroba akan menghasilkan suatu zat yang diperlukan tanaman. Dalam proses pernpasan tersebut dihasilkan gas yang bermanfaat bagi manusia yaitu oksigen. Proses ini berlangsung secara terus menerus selama tanaman masih hidup (Triwitarsih, 210).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar