Pengertian Rumput Laut
Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di
wilayah pesisir dan laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu secara
botani karena dipakai untuk 2 kelompok "tumbuhan" yang berbeda. Dalam
bahasa Indonesia, istilah rumput laut dipakai untuk menyebut baik gulma
laut dan lamun. Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah anggota dari
kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga (ganggang). Sumber daya ini
biasanya dapat ditemui diperairan yang berasosiasi dengan keberadaan
ekosistem trumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat dihidup di atas
subtrat pasir dan karang mati. Selain hidup bebas di alam, beberapa
jenis gulma laut juka banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat
pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma laut yang banya dibudidayakan di
antaranya adalah Euchema cottonii dan Gracilaria spp.
Perairan Indonesia berpotensi besar untuk budidaya rumput laut dengan
teknik pengolahan yang mudah, penanganan yang sederhana dengan modal
kecil sehingga di Indonesia berkembang industri pengolahan rumput laut.
Salah satu diantaranya adalah PT. Bantimurung Indah Kab. Maros Sulawesi
Selatan yang mengolah rumput laut jenis Euchema contonii dan Euchema
spinosum (Yustin, dkk., 2005). Rumput laut atau yang biasa disebut
dengan seaweed merupakan tanaman makroalga yang hidup di laut yang tidak
memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umumnya hidup di dasar
perairan. Rumput laut juga sering disebut sebagai alga atau ganggang
pada daerah-daerah tertentu di Indonesia (Juneidi, 2004).
Menurut Afrianto dan Liviawati (1993) fungsi dari akar, batang dan daun
yang tidak dimiliki oleh rumput laut tersebut digantikan dengan thallus.
Karena tidak memiliki akar, batang dan daun seperti umumnya pada
tanaman, maka rumput laut digolongkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah
(Thallophyta). Bagian-bagian rumput laut secara umum terdiri dari
holdfast yaitu bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk
menempel pada subtrat dan thallus yaitu bentuk-bentuk pertumbuhan rumput
laut yang menyerupai percabangan. Rumput laut memperoleh atau menyerap
makanannya melalui sel-sel yang terdapat pada thallusnya. Nutrisi
terbawa oleh arus air yang menerpa rumput laut akan diserap sehingga
rumput laut bisa tumbuh dan berkembangbiak. Perkembangbiakan rumput laut
melalui dua cara yaitu generatif dan vegetatif.
Ditinjau secara biologi, rumput laut merupakan kelompok tumbuhan yang
berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni.
Di dalam rumput laut terkandung bahan-bahan organik seperti
polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif.
Berbagai jenis rumput laut seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpna,
Gracilaria, Euchema dan Kappaphycus telah dikenal luas sebagi sumber
makanan seperti salad rumput laut atau sumber potensila keragenan yang
dibutuhkan untuk industri gel. Begitupun dengan Sargassum,
Chlorela/Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan sebagai adsorben logam
berat (Herawati, 1997).
Selain yang telah disebutkan di atas di dalam rumput laut juga terdapat
mineral esensial (besi, iodin, alumunium, mangan, kalsium, nitrogen
dapat larut, phospor, sulfur, chlor, silikon, rubidium, strontium,
barium, titanium, kobalt, boron, tembaga, kalium, dan unsur-unsur
lainnya yang dapat dilacak), protein, tepung, gula, dan vitamin A, B, C,
D. Persentase kandungan zat-zat tersebut berfariasi tergantung dari
jenisnya. Pemanfaatan rumput laut yang demikian besarnya disebabkan
dalam rumput laut terkandung beragam zat kimia dan bahan organik lain
seperti vitamin (Aslan, 1998).